Sabtu, 16 Desember 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN PRAMUKA DI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN PRAMUKA DI INDONESIA


NO
TANGGAL
URAIAN
1
1912
Organisasi kepanduan saat ini masih menggunakan bahasa Belanda yakni Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO)
2
1916
NPO berubah namanya menjadi Nederlands-Indische Panvinders Vereeniging (NIPV). Pada tahun ini juga atas prakarsa SP Manggunegara VII didirikan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO)
3
1920
Padvinder Muhammadiyah berganti nama menjadi Hizbul Wathan (HW), Budi Utomo mendirikan Nationale Padvinderij, Sarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling Padvinderij/Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP), Jong Islamieten Bond mendirikan Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ), Pemuda Indonesia mendirikan Indonesische Nationale Padvinders Organisatie (INPO).
4
1928-1935
Bermunculannya gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernafaskan kebangsaan  maupun keagamaan.
A. Bernafaskan Kebangsaan :
1. PI (Pandu Indonesia)
2. POP (Padvinders Organisatie Pasundan)
3. PK (Pandu Kesultanan)
4. SPK (Sinar Pandu Kita)
5. KRI (Kepanduan Rakjat Indonesia)
B. Bernafaskan Keagamaan :
1. PA (Pandu Ansor)
2. Al Wathoni
3. HW (Hizbul Wathan)
4. KII (Kepanduan Islam Indonesia)
5. IPO (Islamitische Padvinders Organisatie)
6. KAKI (Kepanduan Asas Katolik Indonesia)
7. KMI (Kepanduan Masehi Indonesia)
8. TD (Tri Darma)-kristen
5
23 Mei 1928
Dibentuk PAPI (Persaudaraan Antar Pandu Indonesia) merupakan sebuah federasi  dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera).
6
1930
Berdiri KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia)
7
1938
Berdiri BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia)
8
19-23 Juli 1941
BPPKI merencanakan All Indonesian Jambore di Yogyakarta dengan perubahan nama menjadi PERKINDO (Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem)
9
1942-1945
Selama periode ini gerakan kepanduan Indonesia mengalami stagnasi karena dilarang oleh penjajah Jepang. Penjajah Jepang tidak suka terhadap sesuatu yang berbau persatuan atau nasionalisme Indonesia. Sedangkan gerakan kepanduan Indonesia sangat menjunjung nilai-nilai persatuan dan nasionalisme. Pada periode ini banyak
10
27-29 Desember 1945
Diadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia (KKKI) di Surakarta. Hasil kongres adalah dibentuknya PRI (Pandu Rakyat Indonesia)
11
1 Februari 1947
Oleh pemerintah RI, PRI diakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan No. 93/Bag.A tertanggal
 1 Februari 1947.
12
17 Agustus 1948
Pada peringatan HUT RI ke-3 saat diadakan acara api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, Soeprapto (salah seorang pandu) gugur ditembak Belanda. Peristiwa ini malah mendorong berdirinya perkumpulan kepanduan yang lain :
1. KPI (Kepanduan Putera Indonesia)
2. PPI (Pandu Puteri Indonesia)
3. KIM (Kepanduan Indonesia Muda)

13
20-22 Januari 1950
PRI mengadakan Kongres ke-2 di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah mencabut Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan No. 93/Bag.A tertanggal 1 Februari 1947.
14
6 September 1951
Diterbitkan Keputusan Menteri PP dan K Nomor 2344/Kab tentang pencabutan Keputusan Menteri PP dan K No. 93/Bag.A
15
16 September 1951
Diputuskan berdirinya IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) sebagai suatu federasi yang diprakarsai oleh wakil-wakil organisasi kepanduan Indonesia.
16
1953
IPINDO menjadi anggota kepanduan sedunia. IPINDO khusus untuk kepanduan putera, sedangkan untuk kepanduan puteri ada 2 federasi :
1. PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
2. POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia)
17
10-20 Agustus 1955
IPINDO menyelenggarakan Jambore Nasional di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta.
18
Januari 1957
IPINDO menyelenggarakan seminar kepanduan bertempat di Tugu, Bogor
19
November 1958
Pemerintah RI/Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor dengan topic Penasionalan Kepanduan.
20
1959
PKPI mengadakan Perkemahan Besar atau disebut juga Desa Semanggi bertempat di Ciputat.
21
1959
IPINDO mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di Mount Makiling, Filipina.
22
3 Desember 1960
Dengan dikeluarkannya Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 tanggal 3 Desember 1960 tentang Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Ada beberapa pasal yang berkaitan dengan kepanduan :
1. Pasal 330 C, dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila
2. Pasal 741, penertiban tentang kepanduan
3. Pasal 349 Ayat 30, pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan
     Menyetujui rencana pemerintah untuk mendirikan pramuka
4. Lampiran C Ayat 8, Kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord
     Baden Powell.
23
9 Maret 1961
Presiden Sukarno mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia untuk membahas tentang pembaharuan kepanduan yang diantaranya mengganti sebutan kepanduan menjadi pramuka (Praja Muda Karana). Tokoh-tokoh yang hadir antara lain :
1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
2. Prof. Prijono (Menteri PP dan K)
3. Dr. A Azis Saleh (Menteri Pertanian)
4. Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan
     Masyarakat Desa)
Tanggal ini diperingati sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka
24
11 April 1961
Diterbitkan Keputusan Presiden  RI Nomor 121 tahun 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia terdiri dari :
1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
2. Prof. Prijono (Menteri PP dan K)
3. Dr. A Azis Saleh (Menteri Pertanian)
4. Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan
     Masyarakat Desa)
5. Muljadi Djoyo Martono (Menteri Sosial)
25
20 Mei 1961
Terbit Keppres Nomor 238 tahun 1961 yang menetapkan bahwa Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
26
30 Juli 1961
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka bertempat di istana olah raga Senayan. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
27
14 Agustus 1961
Pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas (Kwartir Nasional), dan Kwarnari (Kwartir Nasional Harian) di istana Negara. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Pramuka.
Yang menjadi Ka Mapinas adalah Ir. Soekarno, Ka Kwarnas adalah
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ka Kwarnari oleh Dr. A Azis Saleh.
28
1988
Diadakan Munas Gerakan Pramuka di Dili, Timor Timur. Salah satu keputusannya adalah mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dengan Surat Keputusan Nomor 10/MUNAS/88.
29
2010
Lahir Undang-Undang Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010

2-5 Desember 2013
Diadakan Munas Gerakan Pramuka di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Beberapa hasil keputusannya :
1. Memilih Adhyaksa Dault sebagai  Ka Kwarnas masa bakti
     2013-2018
2. Perubahan AD/ART Gerakan Pramuka
3. Pengukuhan dan peresmian tiga satuan karya (saka) pramuka baru
     yang berlaku secara nasional
4. Perkemahan Pramuka Luar Biasa Tahun 2015
5. Pelaksanaan Jambore Nasional Tahun 2016
6.  Lomba Tingkat V Tahun 2017
7. Raimuna Nasional Tahun 2017
8. Merekomendasikan agar segera mengajukan Judicial Review ke MK
     (Mahkamah Konstitusi) terkait UU No. 12 Tahun 2010 tentang
     Gerakan Pramuka karena ada beberapa pasal yang dinilai tidak
     sejalan dengan ruh Gerakan Pramuka.
30
2014
Pendidikan kepramukaan menjadi kegiatan ekstra kurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah, pada implementasi Kurikulum 2013 dengan dasar hukumnya adalah Permendikbud no. 63 Tahun 2014.
31
13 - 21 Agustus 2017
Pelaksanaan Raimuna Nasional XI di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur. Dihadiri oleh 15.000 anggota pramuka dalam negeri dan 7 negara dari luar negeri (Malaysia, Singapura, Taiwan, Pakistan, Nepal, India, Bangladesh). Raimuna = Pertemuan Pramuka Penegak (usia 16-19 tahun) dan Pramuka Pandega (usia 21-25 tahun) dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
Dalam pidato pembukaan, Ka Kwarnas menyatakan bahwa :
1. Gerakan Pramuka di Indonesia telah berusia 56 tahun
2. Jumlah anggota pramuka sudah mencapai 22.000.000 orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar