CARA
MENGHAFAL AL QUR’AN MENURUT BEBERAPA VERSI
1.
Versi Rasulullah
Bacalah Al Qur’an siang dan malam secara
rutin. Rutinitasnya harus dijaga untuk mempertahankan daya
Ingat, jika rutinitas dilanggar maka akan
ada ayat yang terlupakan. Hal ini diperkuat dengan :
a. Sabda Nabi.
Dicatat oleh Ibnu Nashr dalam Qiyamul
Lail (73), Yunus bin Abdil A’la menuturkan
kepadaku, Anas bin ‘Iyadh mengabarkan
kepadaku, dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’ dari Ibnu Umar
Radhiallahu’anhu, dari Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam, Beliau bersabda, “Jika seseorang Shahibul
Qur’an membaca Al Qur’an di malam
hari dan di siang hari ia akan mengingatnya. Jika ia tidak
Melakukan demikian, ia pasti akan
melupakannya.”
Hadits tersebut dicatat juga oleh :
-
Imam Muslim dalam
Shahih (789)
-
Abu ‘Awwanah
dalam Mustakhraj (3052)
-
Ibnu Mandah dalam
Fawaid (54)
b.
Hadits Riwayat Muslim 789.
“Pemisalan Shahibul Qur’an itu seperti
unta yang diikat. Jika ia diikat , maka ia akan menetap. Namun
Jika ikatannya dilepaskan, maka ia
akan pergi.”
2.
Versi Al Qurthubi (Ulama Besar dari Cordova, Andalusia/Spanyol)
“Hal pertama yang mesti dilakukan oleh
Shahibul Qur’an adalah mengikhlaskan niatnya dalam
Mempelajari Al Qur’an yaitu hanya
karena Allah ‘Azza wa Jalla semata.”
3. Versi
Syaikh Shalih Al Maghamisi (Pakar Ilmu Al Qur’an/Imam Masjid Quba,
Madinah).
“Waktu menghafal Al Qur’an yang utama
itu tergantung keadaan masing-masing
Orang yang hendak menghafal, tapi
berdasarkan tajribat (pengalaman), waktu
yang paling baik adalah setelah shalat shubuh.
4. Versi Abu
Musa (Ayahnya Musa, Musa adalah anak usia 5 tahun dari Bangka yang
mampu menghafal 30 juz Al Qur’an).
Jika anak kita ingin bisa menghafal Al
Qur’an maka :
- Ayah Ibunya harus soleh dan solehah,
istiqomah, dan sabar luar biasa
- Tegakkan amar ma’rup nahi munkar
kepada anak
- Jauhkan dari musik dan tontonan yang
merusak
- Tanamkan akidah dan tauhid kepada
anak
- Tanamkan/jelaskan siapa ahli shalat
dan ahli maksiat
- Orang tua harus bisa menjadi teladan
yang baik untuk anak
- Orang tua harus “tega” ketika
mendidik anak dalam hal belajar
- Buat jadwal waktu untuk anak,
belajar, makan, mandi, main, dll
- Tidak usah memperdulikan apa kata
orang ketika sedang mendidik anak
5. Versi Anak
Palestina Penghafal Al Qur’an (Dari catatan Syaufi M Rabbani,
Relawan Rumah Zakat Indonesia yang pernah
datang ke Palestina tahun 2012)
a. Sebelum tidur kita harus membaca
halaman atau ayat yang sedang dihafal,
sebanyak 10 kali.
b. Pada bacaan/hafalan yang ke-10 harus
benar-benar lancar dan tidak boleh ada
kesalahan tajwid.
c. Setelah Qiyamu Lail, mengulang lagi ayat
yang dibaca 10 kali sebelum tidur
tadi.
d. Harus punya target, jika tidak maka akan
berleha dalam menghafal Al Qur’an
e. Setelah shalat shubuh lakukan murajaah
(pengulangan)
f.
Lakukan shalat Dhuha 8 rakaat, setiap rakaat diulang satu ayat.
6. Versi Rasya
el-Ghayyar (Orang Mesir, Ibu dari 3 anak penghafal Al Qur’an
Termuda di Dunia, Tabarak, Yazeed, dan
Zeenah)
a. Banyak tilawah. Biasakan membaca Al
Qur’an sejak sebelum menikah. Ketika
sudah menikah apalagi sedang hamil
membacanya harus lebih sering
disbanding hari-hari biasa.
b. Selalu berusaha menghafal Al Qur’an,
terutama ketika sedang hamil.
c. Berdo’a sebagaimana do’a istri Imran. “Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku
menadzarkan kepada Engkau anak yang ada
dalam kandunganku menjadi
hamba yang shalih dan berkhidmat.Karena
itu, terimalah (nadzar) itu dariku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
(QS Ali Imran : 35)
7. Versi Deden
Muhammad Makhyaruddin, MA. (Orang Cianjur-Jawa Barat, Juara 1
Internasional Lomba Tahfizh 30 Juz dan
Tafsirnya Tahun 2011 di Maroko)
a. Menghafal Al Qur’an itu sangat mudah “semudah
bernafas” kecuali yang
berpenyakit “asma”, asma hatinya asma
imannya.
b. Jika Al Qur’an diibaratkan oksigen, maka
menghafalkannya seperti bernafas
dengan Al Qur’an. Siapapun anda, anda
adalah penghafal Al Qur’an. Tidak ada
manusia yang bisa hidup tanpa oksigen
sebagaimana tidak ada manusia
mukmin yang bisa hidup tanpa Al Qur’an.
c. Menghafal Al Qur’an ibarat menyantap
makanan. Makan akan nikmat jika
dilakukan sesuai kebutuhan suapan/asupan
makanan. Menghafal akan nikmat
jika sesuai kebutuhan asupan hafalan.
d. Makan yang enak itu makan yang sesuai
comotannya. Kalau makan langsung
sepiring masuk mulut pasti tidak enak.
Menghafal Al Qur’an itu perlu tahapan
langkah demi langkah tidak bisa
sekaligus banyak.
e. Dalam 1 hari hafalkan Al Qur’an sesuai
yang dibutuhkan apakah 1 lembar, 1 surat,
1 ayat, bahkan seperempat ayat.
f. Jangan sekali-kali meremehkan 1 “suap”
hafalan walaupun sedikit harus disyukuri
nanti bisa nambah.
g. Rasa senang saat menghafal, menjadikan
penghafal tidak akan kuat kalau berpisah
dengan ayat itu, nggak bakal lupa, itu
kalau sudah disyukuri. Kalau ada orang
yang sudah hafal 1 juz tiba-tiba lupa
lagi itu tanda hafalannya tidak disyukuri.
h. Tujuan makan adalah bukan ingin
cepat-cepat kenyang/habis tapi bagaimana
proses makan itu bisa dinikmati, kalau
sudah bisa dinikmati maka akan kenyang/
habis dengan sendirinya. Kalau
seseorang sudah nikmat dlam menghafal Al Qur’an
ia sama sekali tidak menginginkan
cepat-cepat habis. Itu tandanya sudah nikmat,
kalau sudah nikmat, kapanpun kita itu
bakal selesai menghafalnya.
8. Versi
Penggembala Kambing (Orang Kuwait kerja di Arab Saudi sebagai
Penggembala Kambing)
Pada setiap pagi setelah shalat
subuh aku menghafal ayat-ayat al-Quran sebanyak dua lembar. Setelah menggembala
kambing, dan hendak pulang ke kemah, aku mengulang kembali hasil hafalanku yang
kudapat pagi tadi, lalu hafalan itu diulang kembali pada keesokan harinya.
Keesokan
harinya, sebelum berangkat menggembala kambing, aku mengulangi hafalanku yang
kemarin. Apabila hafalanku yang kemarin itu sudah mantap, maka aku mulai
menambah hafalanku dengan ayat-ayat yang baru. Hal yang sama juga aku lakukan
ketika pulang ke kemah, yakni mengulangi kembali hasil hafalanku pagi tadi dan
mengulang kembali hafalan hari ini pada keesokan harinya lagi. Adapun hari
Kamis dan Jum’at aku khususkan untuk mengulang semua hafalanku.
Sumber Pustaka :
Para Penghafal Al Qur’an yang hebat Oleh Eep Khunaefi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar