Sabtu, 27 Januari 2018

KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH (TELAAH PENTING UNTUK GURU IPS YANG PROFESIONAL)

KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH
(TELAAH PENTING UNTUK GURU IPS YANG PROFESIONAL)

A. ETIMOLOGI SEJARAH
     Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab  “Syajara” yang berarti terjadi, “Syajaratun” artinya pohon kayu. Pohon kayu tumbuh terus menerus dari bumi ke udara  dengan mempunyai cabang, dahan, daun, dan bunga serta buahnya.
Menurut Muhammad Yamin sejarah itu tumbuh, hidup, berkembang dan bergerak terus tiada hentinya sepanjang masa. Disamping kata sejarah ada juga sejumlah kata dalam bahasa Arab yang artinya hampir sama, antara lain :
1. Silsilah, menunjuk kepada keluarga atau nenek moyang.
    Contoh : Prasasti Kedu merupakan silsilah raja-raja Mataram Kuno (Hindu)
2. Riwayat/Hikayat, menunjuk kepada cerita yang diambil dari kehidupan keluarga atau perorangan.
    Contoh : Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman.
3. Kisah, menunjuk kepada cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
    Contoh : Kisah Nabi Nuh dengan perahunya.
4. Tarikh, menunjuk kepada tradisi dalam sejarah Islam
    Contoh : Tarikh Nabi
Selain dalam bahasa Arab terdapat juga dalam bahasa Nusantara kata-kata yang artinya hampir sama dengan kata sejarah, antara lain :
1. Babad (Bahasa Jawa)
    Contoh : Babad Tanah Jawi
2. Tambo (Bahasa Minangkabau)
    Contoh : Tambo Bengkahulu
3. Tutui Teteek (Bahasa Roti/Minangkabau)
    Contoh : Tutui Teteek Majapahit
4. Pustaka/Ceritera (Bahasa  Indonesia )
    Contoh : Cerita Legenda Malin Kundang Anak Durhaka
Selain dalam bahasa Arab dan bahasa Nusantara terdapat pula dalam bahasa Asing kata-kata yang artinya hamper sama dengan kata sejarah, antara lain :
1. Geschiedenis/Geschieden (Bahasa Belanda), artinya terjadi
2. Geschichte/Geschiehen (Bahasa Jerman), artinya terjadi
3. History (Bahasa Inggris), artinya sejarah
4. Historia (Bahasa Yunani), artinya apa yang diketahui karena penyelidikan atau belajar dengan cara bertanya.
    Menurut Aristoteles (Filsuf Yunani) Historia adalah pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya.

B. DEFINISI SEJARAH
Ada beberapa definisi atau pengertian sejarah menurut pendapat beberapa tokoh baik tokoh dalam negeri maupun luar negeri, antara lain :
1. Ismaun
    Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat manusia dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal searah hingga saat kini yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat manusia masa sekarang serta arah cita-cita masa depan.
2. Muhammad Yamin
    Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain
3. Edward Hallet Carr
    Sejarah adalah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada henti-hentinya antara masa sekarang dengan masa silam
4. James Bank
    Sejarah adalah semua peristiwa masa lampau (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.


C. KONSEP WAKTU DALAM SEJARAH
    Mengapa konsep waktu begitu penting dalam sejarah ? Jawaban dari pertanyaan ini merupakan suatu permasalahan yang rumit dan sulit, karena apabila kita renungkan dan pikirkan, kita dapat memunculkan pertanyaan lanjutannya yakni apakah sesungguhnya waktu itu ? Karena waktu berlangsung terus (continuity) maka kapankah waktu itu berawal dan berakhir ? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu suatu kajian yang sangat mendalam, ilmiah, dan filosofis.
Kurun waktu memiliki tiga dimensi :
1. Waktu yang telah lalu (The Past)
2. Waktu sekarang (The Present)
3. Waktu yang akan datang (The Future)
Dalam peradaban barat gambaran waktu yang linear (lurus) sangat dominan. Hal ini dikarenakan secara implisit waktu bergerak dari belakang ke depan atau dari kiri ke kanan dengan memakai titik awal dan titik akhir sebagai ujung. Oleh karena itu gerakan waktu adalah progresif dalam arti semakain maju dalam mencapai fase yang lebih tinggi tingkatannya  dari pada masa lampau. Lebih jelasnya bisa diamati gambar di bawah ini.

Masa Sebelum Masehi (SM)/BC    Masa Sesudah Masehi (M)/AD
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pergerakan Waktu ------------------------------------------à
 BC = Before Christ (Sebelum Kristus)
 AD = Anno Domini (Tahun Tuhan Kita)

Dalam persepsi waktu seperti di atas, jika batas-batas waktu dalam tiga dimensi (lampau, kini, dan yang akan datang) kita hilangkan maka sang waktu akan benar-benar menjadi tidak berpangkal dan berujung. Begitulah penentuan waktu itu penting sekali sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Jadi dimensi waktu sebagai kerangka utama dan pertama dalam sejarah.          

Sumber Pustaka :
Materi Pembelajaran IPS SD Oleh Udin S Winataputra, dkk

Penerbit : Universitas Terbuka.

Selasa, 23 Januari 2018

SEJARAH KEKAISARAN MONGOL

SEJARAH KEKAISARAN MONGOL

A. Pendahuluan
Mongol adalah nama kekaisaran yang pernah menguasai wilayah hampir seluruh Asia Barat dan Asia Timur pada abad ke-13 dan ke-14. Kekaisaran ini dibangun oleh Jengiz Khan (1167-1227) yang menyatukan kelompok-kelompok suku pengembara menjadi pasukan yang tangguh.

Pada abad ke-12 bangsa Mongol yang dipimpin oleh Yasughi Bahadur Khan mempersatukan 13 suku dari ras Mongoloid. Sepeninggalnya kepemimpinan dipegang oleh putranya yang bernama Temujin (nama asli Jengiz Khan).
Meskipun masih muda, Temujin cukup cakap dalam memimpin dan berambisi besar untuk memperluas wilayahnya. Pada tahun 1206, pada saat diselenggarakan pesta besar bersama ketiga belas kepala suku, para pemuka agama menobatkan Temujin sebagai penguasa seluruh Mongolia dan memberikannya gelar Jengiz Khan (Raja Perkasa). Kelihaian Jengiz Khan dalam menerapkan strategi militer merupakan kunci keberhasilannya dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya.

B. Invasi Kekaisaran Mongol
Ketika Jengiz Khan wafat (1227), kekuasaan Kekaisaran Mongol yang luas terbagi-bagi akibat perebutan kekuasaan diantara anak-anaknya. Khanat di Asia Timur diperintah langsung oleh putra ketiganya yang bernama Ogadai (1185-1241) yang juga mewarisi gelar Khan. Wilayah Khanat merupakan wilayah luas  yang meliputi :
1. Mongolia
2. Manchuria
3. Korea
4. Sebagian besar Cina
5. Tibet
6. Wilayah Utara Indocina

Selain perluasan ke wilayah timur pasukan Mongol juga melakukan perluasan yang cepat ke wilayah Barat. Di wilayah ini pasukan Mongol berhadapan langsung dengan pasukan Islam dari Dinasti Abbasiyah. Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan (1217-1265) berhasil mengepung kota Baghdad selama berhari-hari. Pasukan Islam yang saat itu jumlahnya jauh lebih sedikit dari pasukan Mongol akhirnya berhasil dikalahkan dengan menghancurkan kota dan perpustakaan besar yang ada di Baghdad.

C. Jatuhnya Kekaisaran Mongol
Pada masa Kubilai Khan (cucu Jengiz Khan), memerintah 1259-1294, Kekaisaran Mongol berhasil menguasai Cina, namun sepeninggalnya terjadi berbagai kerusuhan dalam negeri sehingga melemahkan Kekaisaran Mongol. Cina lalu membebaskan diri. Cina saat dibawah Dinasti Manchu, berhasil menaklukan Kekaisaran Mongol.

D. Informasi Tambahan
Cucu dari Hulagu Khan yang bernama Tagudar menganut agama Islam, sedangkan Hulagu Khan bersama anaknya tidak menganut agama Islam.
Para penguasa Mongol yang memerintah di wilayah Asia Barat pada masa berikutnya memeluk agama Islam, sedangkan para penguasa Mongol yang memerintah di wilayah Asia Timur (Cina) memeluk agama Buddha.

Ada empat alasan yang menyebabkan pasukan Mongol (sebelum dikalahkan oleh Dinasti Manchu) sulit untuk dikalahkan :
1. Pandai menunggang kuda
2. Pasukan berkuda trampil dalam menggunakan senjata terutama panah
3. Memiliki bom asap
4. Memiliki serbuk mesiu

Sumber Pustaka :

Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar Jilid 7 oleh Prof. Dr. Fuad Hassan.

Selasa, 16 Januari 2018

SEJARAH BERDIRINYA NU (NAHDATUL ULAMA)

SEJARAH BERDIRINYA NU (NAHDATUL ULAMA)

A. Pendahuluan
NU (Nahdatul Ulama) adalah salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya atas prakarsa KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971) dan KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947).
NU berakidah Islam menurut paham Suni (Ahlusunah Waljama’ah) mengikuti mazhab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi’I, dan Hambali).
Tujuan didirikannya NU adalah untuk memperjuangkan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan ahlusunah waljama’ah dan mengikuti mazhab 4 di tengah-tengah kehidupan dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia.

B. Latar Belakang
Kelahiran NU tidak terlepas dari reaksi terhadap munculnya Gerakan Wahabi di bawah pimpinan Raja Abdul Aziz bin Saud (Raja Arab Saudi yang pertama, lahir tanggal 15 Januari 1875 wafat tanggal 9 Nopember 1953 dalam usia 78 tahun).
Gerakan Wahabi adalah gerakan pemurnian Islam untuk kembali kepada Al Qur’an dan Hadis. Tujuannya untuk memurnikan ajaran Islam dari ajaran-ajaran yang menyimpang seperti :
1. Syirik
2. Ilmu hitam
3. Penyembahan berhala
4. Bid’ah
5. Khurafat
Ketika Raja Abdul Aziz bin Saud pada tahun 1926  bermaksud mengadakan muktamar internasional di Mekah (Muktamar Dunia Islam), umat Islam Indonesia mengadakan kongres untuk menentukan delegasinya. Dalam kongres itu KH. Abdul Wahab Hasbullah mengemukakan usul untuk dibawa ke Mekah, salah satu usulnya memohon kepada Raja Abdul Aziz bin Saud agar kebiasaan agama yang telah menjadi tradisi seperti membangun kuburan dan membaca do’a di atasnya tetap dihormati. Karena usulnya ditolak, KH. Abdul Wahab Hasbullah keluar dari kongres dan membentuk komite sendiri yang diberi nama Komite Hijaz. Komite Hijaz ini merupakan embrio atau cikal bakal lahirnya NU. Rapat pertama Komite Hijaz (31 Januari 1926/16 Rajab 1344 H) yang dihadiri sejumlah tokoh ulama di Jawa Timur dan Jawa Tengah dicatat sebagai hari lahir NU.

Komite Hijaz bersepakat menyusun risalah atau mandat dan materi pokok yang hendak disampaikan langsung kepada Raja Ibnu Sa’ud di Mekkah dalam forum Muktamar Dunia Islam. Risalah Komite Hijaz terdiri dari 5 (lima) poin yang berasal dari pokok pikiran para ulama NU, sebagai berikut (Choirul Anam, 1985):

1. Meminta kepada Raja Ibnu Sa’ud untuk tetap melakukan kebebasan bermadzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.

2. Memohon tetap diramaikannya tempat-tempat bersejarah karena tempat tersebut diwakafkan untuk masjid seperti tempat kelahiran Siti Fatimah, bangunan Khaizuran, dan lain-lain.

3. Mohon disebarluaskan ke seluruh dunia Islam setiap tahun sebelum jatuhnya musim haji mengenai hal ihwal haji. Baik ongkos haji, perjalanan keliling Mekkah maupun tentang Syekh (guru).

4. Mohon hendaknya semua hukum yang berlaku di tanah Hijaz, ditulis sebagai undang-undang supaya tidak terjadi pelanggaran hanya karena belum ditulisnya undang-undang tersebut.

5. Jam’iyyah NU mohon jawaban tertulis yang menjelaskan bahwa utusan sudah menghadap Raja Ibnu Sa’ud dan sudah pula menyampaikan usul-usul NU tersebut.


C. Kepengurusan
Kepengurusan NU terdiri dari :
1. Mustasyar (Dewan Penasihat)
2. Syuriah (Pemimpin Tertinggi)
3. Tanfiziah (Pelaksana Harian)

Adapun tingkat kepengurusannya adalah sebagai berikut :
1. Pengurus Besar (PB) untuk tingkat Pusat
2. Pengurus Wilayah (PW) untuk tingkat propinsi
3. Pengurus Cabang (PC) untuk tingkat kota/kabupaten
4. Pengurus Majelis Wakil Cabang (PMWC) untuk tingkat kecamatan
5. Pengurus Ranting (PR) untuk tingkat kelurahan/Desa

Kekuasaan Tertinggi dipegang oleh Muktamar yang diadakan setiap 5 tahun sekali.

D. Khitah 1926
Dalam Khitah 1926 dijelaskan bahwa NU didirikan karena motif keagamaan bukan motif politik, ekonomi atau yang lain. Kegiatan NU diarahkan pada bidang-bidang yang langsung berhubungan dengan keagamaan, seperti :
1. Ubudiyah (ibadah)
2. Mabarrat (sosial)
3. Ma’arif (Ilmu pengetahuan)
4. Muamalah (kemasyarakatan)
5. Dakwah

Organisasi Otonom NU


No
Nama Organisasi
Kelompok
Tahun Berdiri
1
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
Pemuda NU
24-04-1934
2
Muslimat NU (MNU)
Wanita NU
29-03-1946
3
Fatayat NU (FNU)
Pemudi NU
24-04-1950
4
Jami’ah Qurra Wal Huffadz Nahdatul Ulama (JQH NU)
Qari dan Penghafal Al-Qur’an
15-01-1951
5
Ikatan Putra Nahdatul Ulama (IPNU)
Remaja Putra NU
24-02-1954
6
Ikatan Putri-Putri Nahdatul Ulama (IPPNU)
Remaja Putri NU
02-03-1955
7
Jami’ah Ahli-Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdiyyah (JATMAN)
Pengikut Tarekat Muktabarah
10-10-1957
8
Persatuan Guru Nahdatul Ulama (PERGUNU)
Guru/Ustadz
14-02-1959
9
Ikatan Sarjana Islam Indonesia (ISII)
Sarjana yang beragama Islam
17-04-1960

Minggu, 14 Januari 2018

SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
A. Definisi
Muhammadiyah adalah nama salah satu organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia setelah NU. Dikenal sebagai organisasi yang menghembuskan jiwa pembaruan pemikiran Islam di Indonesia dan bergerak di berbagai bidang kehidupan umat, misalnya di bidang pendidikan dan kesehatan.
Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta bersama teman-temannya dari Kauman, antara lain :
1. Sujak
2. Fachruddin
3. Tamim
4. Hisyam
5. Syakrawi
6. Abdul Ganidi
Muhammadiyah berakidah Islam serta bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia bahkan sudah diminati oleh sebagian umat Islam di mancanegara seperti :
1. Singapura
2. Malaysia
3. Thailand

B. Latar Belakang
Ada beberapa alasan bagi KH. Ahmad Dahlan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah, antara lain :
1. Beliau melihat pada saat itu umat Islam tidak berpegang teguh pada Al Qur’an dan Sunah Nabi
     Muhammad SAW
2. Kehidupan umat Islam saat itu masih diwarnai konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme
3. Adanya jurang pemisah antara pendidikan pesantren dengan perkembangan pendidikan Barat yang  
     disampaikan oleh penjajah Belanda     
Organisasi Muhammadiyah baru diakui secara resmi sebagai badan hukum oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 22 Agustus 1914. Semula Muhammadiyah diizinkan aktif hanya di Yogyakarta tapi sejak 2 September 1921 pemerintah Hindia Belanda mengizinkan bergerak di luar Yogyakarta. Setelah Belanda diusir dari bumi Indonesia oleh Jepang, izin aktivitas Muhammadiyah dikeluarkan oleh pemerintah militer Jepang pada tanggal 10 September 1943 namun dengan sejumlah persyaratan, diantaranya :
1. Tidak boleh mengorganisir kaum wanita, para pemuda, dan anak-anak
2. Dalam anggaran dasar harus ditulis bahwa kemakmuran bersama di Asia Timur Raya berada di bawah
     pimpinan Nippon.
Setelah masa kemerdekaan organisasi Muhammadiyah terus berkembang.

C. Profil KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta dengan nama kecil Muhammad Darwis pada tanggal 1 Agustus 1868 dan wafat pada tanggal 23 Februari 1923. Istrinya bernama Nyai Ahmad Dahlan lahir pada tanggal 3 Januari 1872 dan wafat tanggal 31 Mei 1946. KH. Ahmad Dahlan memiliki putra dan putri sebagai berikut :
1. Irfan Dahlan
2. Djohanah
3. Dandanah
4. Siti Aisyah
5. Siradj Dahlan
6. Siti Zaharah
7. Siti Busyro
Ayahnya KH. Ahmad Dahlan adalah KH. Abu Bakar bin Kiai Sulaiman, seorang khatib tetap Masjid Agung Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan juga menjadi khatib di masjid tersebut.
Organisasi lain yang pernah diikuti oleh KH. Ahmad Dahlan adalah :
1. Budi Utomo
2. Jami’at Khair
3. Sarekat Islam

ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH


NO
NAMA
KELOMPOK
TAHUN BERDIRI
1
Aisiyah
Kaum Ibu
1917
2
Hizbul Wathan
Pandu
1918
3
Nasyi’atul Aisiyah
Remaja putri
1930
4
Pemuda Muhammadiyah
Pemuda
1932
5
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Pelajar
1961
6
Tapak Suci (Pencak Silat)
Pesilat
1961
7
Ikatan Mahasiswa (IMM)
Mahasiswa
1964

Rabu, 10 Januari 2018

GURU ZAMAN NOW WAJIB MELAKUKAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN

GURU ZAMAN NOW WAJIB MELAKUKAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN

I. Prinsip Pembaruan Pembelajaran
        Peran guru dilukiskan sebagai :
a. memimpin
b. membimbing
c. mendorong
d. membantu
e. membidani
f. memelihara
g. mendukung
                                                                                                                                                                                   
Jika peran-peran tersebut dilaksanakan oleh guru maka guru layak disebut sebagai pembaru dalam pembelajaran.
Menjadi guru zaman now harus memberi bentuk baru dalam hubungannya dengan anak didiknya, yakni dari bentuk ‘power relationship’ ke bentuk ‘shared relationship’ yaitu dari posisi mengontrol ke posisi kerja sama.
Dalam kurikulum 2013 guru yang diharapkan bukan lagi guru yang mampu mengontrol kelasnya tapi bagaimana agar peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran.

Hidup dalam era globalisasi menuntut semua umat manusia mampu merespons dua proses yang sedang terjadi,
1. Rapid pervasive change (Perubahan yang merembes dan meluber amat cepat)
2. Increasing interconnectedness (Meningkatnya saling keterkaitan antara actor-aktor globalisasi dan isu yang  menjadi perhatian mereka).
Menurut Townsend & Otero tahun 1999  Ada 5 kiat agar terjadi Effective Instruction (Pengajaran yang Efektif),
1. Pembelajaran terjadi pada puncaknya jika ekspektasi atau harapan dipusatkan pada keberhasilan
2. Rasa takut bukanlah pemicu belajar yang efektif
3. Perubahan harus diyakini sebagai sesuatu yang selalu mungkin dicapai
4. Kontrol hanyalah suatu ilusi
5. Saling tergantung (interdepedensi) merupakan kunci menuju sukses

Menurut Rogers “harapan yang tinggi” ditandai oleh adanya :
1. Ketentuan minimal mengenai “grade” atau nilai yang harus dicapai anak didik
2. Jumlah hari kehadiran siswa di kelas
3. Guru membuat perencanaan, strategi, aturan dan tindakan yang efektif

II. Gambaran Sekolah Pada Masa Mendatang
Dengan mengkaji secara saksama profil sekolah di masa depan maka guru mulai dapat membayangkan  bagaimana pembaruan pembelajaran sebaiknya dilakukan. Bagaimana guru mereposisi perannya sebagai pendidik agar tidak menjadi guru yang absolit atau guru usang. Jika guru sudah absolit berarti guru ditinggalkan oleh perubahan.

Menurut Townsend & Otero tahun 1999, pembaruan pendidikan dan pembelajaran hendaknya didudukkan di atas empat pilar, antara lain :
1. Pendidikan untuk kelangsungan hidup
     1). Literasi dan numerasi
     2). Kemampuan teknologi
     3). Keterampilan komunikasi
     4). Kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan rencana
     5). Keterampilan berpikir kritis
     6). Adaptability (penyesuaian diri).
2. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita di dunia
     1). Tukar menukar gagasan
     2). Pengalaman kerja dan sikap wiraswasta
     3). Kesadaran dan apresiasi terhadap budaya
     4). Pengembangan social, emosional, dan fisikal
     5). Kemampuan berkreasi
     6). Berwawasan luas dan berpandangan terbuka
     7). Kesadaran bahwa ada hak seseorang untuk menentukan pilihannya.
3. Pemahaman tentang hakikat masyarakat, yaitu bagaimana diri kita dan lainnya saling terkait
     1). Kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim
     2). Kajian kewarganegaraan
     3). Pengabdian masyarakat
     4). Pendidikan masyarakat
     5). Kesadaran global
     6). Pengembangan aset siswa (misalnya kemampuan, kecerdasan, hobi yang telah dimiliki siswa)
4. Pemahaman terhadap tanggung jawab diri, yaitu memahami bahwa setiap anggota masyarakat dunia membawa
     Tanggung jawab dan hak-haknya masing-masing
     1). Komitmen terhadap pengembangan diri melalui proses belajar seumur hidup (Long Live Education)
     2). Pengembangan sistem nilai diri
     3). Kemampuan kepemimpinan
     4). Komitmen terhadap pembangunan masyarakat dan perkembangan global
     5). Komitmen terhadap kesehatan diri dan kesehatan masyarakat.

III. Riset Tentang Pembelajaran Yang Efektif
     Pembaruan pembelajaran selain selain dilandasi oleh prinsip yang filosofis, haruslah juga dilandasi oleh temuan-temuan empiris yaitu riset yang memusatkan kajiannya pada sekolah. Scheerens dalam Townsend & Otero 1990 mengidentifikasi empat kategori besar riset persekolahan,
1. Mengkaji outcomes pendidikan
2. Mengkaji fungsi produksi pendidikan
3. Mengkaji sekolah yang efektif
4. Mengkaji intruksional yang efektif

IV. Sekolah Yang Efektif Dan Berkembang
      Menurut BJ Caldwell & JM Spinks tahun 1988, ciri-ciri sekolah yang efektif dan berkembang adalah :
     1. Kurikulum, adanya tujuan pendidikan yang akan dicapai
     2. Pengambilan keputusan, Guru dan masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
     3. Sumber daya, adanya guru yang capable dan bermotivasi tinggi
     4. Hasil belajar, adanya tingkat drop out yang rendah tingkat melanjutkan yang tinggi
     5. Kepemimpinan, adanya kepala sekolah yang responsive dan supportive terhadap kepentingan guru
     6. Iklim, adanya nilai etika moralitas dan etos kerja serta saling menghargai dan mempercayai.

Sumber Pustaka :

Pembaharuan Pembelajaran Oleh Suprayekti, dkk.