Rabu, 10 Januari 2018

GURU ZAMAN NOW WAJIB MELAKUKAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN

GURU ZAMAN NOW WAJIB MELAKUKAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN

I. Prinsip Pembaruan Pembelajaran
        Peran guru dilukiskan sebagai :
a. memimpin
b. membimbing
c. mendorong
d. membantu
e. membidani
f. memelihara
g. mendukung
                                                                                                                                                                                   
Jika peran-peran tersebut dilaksanakan oleh guru maka guru layak disebut sebagai pembaru dalam pembelajaran.
Menjadi guru zaman now harus memberi bentuk baru dalam hubungannya dengan anak didiknya, yakni dari bentuk ‘power relationship’ ke bentuk ‘shared relationship’ yaitu dari posisi mengontrol ke posisi kerja sama.
Dalam kurikulum 2013 guru yang diharapkan bukan lagi guru yang mampu mengontrol kelasnya tapi bagaimana agar peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran.

Hidup dalam era globalisasi menuntut semua umat manusia mampu merespons dua proses yang sedang terjadi,
1. Rapid pervasive change (Perubahan yang merembes dan meluber amat cepat)
2. Increasing interconnectedness (Meningkatnya saling keterkaitan antara actor-aktor globalisasi dan isu yang  menjadi perhatian mereka).
Menurut Townsend & Otero tahun 1999  Ada 5 kiat agar terjadi Effective Instruction (Pengajaran yang Efektif),
1. Pembelajaran terjadi pada puncaknya jika ekspektasi atau harapan dipusatkan pada keberhasilan
2. Rasa takut bukanlah pemicu belajar yang efektif
3. Perubahan harus diyakini sebagai sesuatu yang selalu mungkin dicapai
4. Kontrol hanyalah suatu ilusi
5. Saling tergantung (interdepedensi) merupakan kunci menuju sukses

Menurut Rogers “harapan yang tinggi” ditandai oleh adanya :
1. Ketentuan minimal mengenai “grade” atau nilai yang harus dicapai anak didik
2. Jumlah hari kehadiran siswa di kelas
3. Guru membuat perencanaan, strategi, aturan dan tindakan yang efektif

II. Gambaran Sekolah Pada Masa Mendatang
Dengan mengkaji secara saksama profil sekolah di masa depan maka guru mulai dapat membayangkan  bagaimana pembaruan pembelajaran sebaiknya dilakukan. Bagaimana guru mereposisi perannya sebagai pendidik agar tidak menjadi guru yang absolit atau guru usang. Jika guru sudah absolit berarti guru ditinggalkan oleh perubahan.

Menurut Townsend & Otero tahun 1999, pembaruan pendidikan dan pembelajaran hendaknya didudukkan di atas empat pilar, antara lain :
1. Pendidikan untuk kelangsungan hidup
     1). Literasi dan numerasi
     2). Kemampuan teknologi
     3). Keterampilan komunikasi
     4). Kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan rencana
     5). Keterampilan berpikir kritis
     6). Adaptability (penyesuaian diri).
2. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita di dunia
     1). Tukar menukar gagasan
     2). Pengalaman kerja dan sikap wiraswasta
     3). Kesadaran dan apresiasi terhadap budaya
     4). Pengembangan social, emosional, dan fisikal
     5). Kemampuan berkreasi
     6). Berwawasan luas dan berpandangan terbuka
     7). Kesadaran bahwa ada hak seseorang untuk menentukan pilihannya.
3. Pemahaman tentang hakikat masyarakat, yaitu bagaimana diri kita dan lainnya saling terkait
     1). Kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim
     2). Kajian kewarganegaraan
     3). Pengabdian masyarakat
     4). Pendidikan masyarakat
     5). Kesadaran global
     6). Pengembangan aset siswa (misalnya kemampuan, kecerdasan, hobi yang telah dimiliki siswa)
4. Pemahaman terhadap tanggung jawab diri, yaitu memahami bahwa setiap anggota masyarakat dunia membawa
     Tanggung jawab dan hak-haknya masing-masing
     1). Komitmen terhadap pengembangan diri melalui proses belajar seumur hidup (Long Live Education)
     2). Pengembangan sistem nilai diri
     3). Kemampuan kepemimpinan
     4). Komitmen terhadap pembangunan masyarakat dan perkembangan global
     5). Komitmen terhadap kesehatan diri dan kesehatan masyarakat.

III. Riset Tentang Pembelajaran Yang Efektif
     Pembaruan pembelajaran selain selain dilandasi oleh prinsip yang filosofis, haruslah juga dilandasi oleh temuan-temuan empiris yaitu riset yang memusatkan kajiannya pada sekolah. Scheerens dalam Townsend & Otero 1990 mengidentifikasi empat kategori besar riset persekolahan,
1. Mengkaji outcomes pendidikan
2. Mengkaji fungsi produksi pendidikan
3. Mengkaji sekolah yang efektif
4. Mengkaji intruksional yang efektif

IV. Sekolah Yang Efektif Dan Berkembang
      Menurut BJ Caldwell & JM Spinks tahun 1988, ciri-ciri sekolah yang efektif dan berkembang adalah :
     1. Kurikulum, adanya tujuan pendidikan yang akan dicapai
     2. Pengambilan keputusan, Guru dan masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
     3. Sumber daya, adanya guru yang capable dan bermotivasi tinggi
     4. Hasil belajar, adanya tingkat drop out yang rendah tingkat melanjutkan yang tinggi
     5. Kepemimpinan, adanya kepala sekolah yang responsive dan supportive terhadap kepentingan guru
     6. Iklim, adanya nilai etika moralitas dan etos kerja serta saling menghargai dan mempercayai.

Sumber Pustaka :

Pembaharuan Pembelajaran Oleh Suprayekti, dkk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar