GURU ZAMAN NOW
WAJIB MELAKUKAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN
I. Prinsip
Pembaruan Pembelajaran
Peran guru
dilukiskan sebagai :
a. memimpin
b. membimbing
c. mendorong
d. membantu
e. membidani
f. memelihara
g. mendukung
Jika peran-peran tersebut dilaksanakan oleh guru maka
guru layak disebut sebagai pembaru dalam pembelajaran.
Menjadi guru zaman now harus memberi bentuk baru dalam
hubungannya dengan anak didiknya, yakni dari bentuk ‘power relationship’ ke
bentuk ‘shared relationship’ yaitu dari posisi mengontrol ke posisi kerja sama.
Dalam kurikulum 2013 guru yang diharapkan bukan lagi guru
yang mampu mengontrol kelasnya tapi bagaimana agar peserta didik terlibat
langsung dalam pembelajaran.
Hidup dalam era globalisasi menuntut semua umat manusia mampu
merespons dua proses yang sedang terjadi,
1. Rapid pervasive change (Perubahan yang merembes dan
meluber amat cepat)
2. Increasing interconnectedness (Meningkatnya saling
keterkaitan antara actor-aktor globalisasi dan isu yang menjadi
perhatian mereka).
Menurut Townsend & Otero tahun 1999 Ada 5 kiat agar terjadi Effective Instruction
(Pengajaran yang Efektif),
1. Pembelajaran terjadi pada puncaknya jika ekspektasi
atau harapan dipusatkan pada keberhasilan
2. Rasa takut bukanlah pemicu belajar yang efektif
3. Perubahan harus diyakini sebagai sesuatu yang selalu
mungkin dicapai
4. Kontrol hanyalah suatu ilusi
5. Saling tergantung (interdepedensi) merupakan kunci
menuju sukses
Menurut Rogers “harapan yang tinggi” ditandai oleh adanya
:
1. Ketentuan minimal mengenai “grade” atau nilai yang
harus dicapai anak didik
2. Jumlah hari kehadiran siswa di kelas
3. Guru membuat perencanaan, strategi, aturan dan
tindakan yang efektif
II. Gambaran
Sekolah Pada Masa Mendatang
Dengan mengkaji secara saksama profil sekolah di masa
depan maka guru mulai dapat membayangkan
bagaimana pembaruan pembelajaran sebaiknya dilakukan. Bagaimana guru
mereposisi perannya sebagai pendidik agar tidak menjadi guru yang absolit atau
guru usang. Jika guru sudah absolit berarti guru ditinggalkan oleh perubahan.
Menurut Townsend & Otero tahun 1999, pembaruan
pendidikan dan pembelajaran hendaknya didudukkan di atas empat pilar, antara
lain :
1. Pendidikan untuk kelangsungan hidup
1). Literasi
dan numerasi
2). Kemampuan
teknologi
3).
Keterampilan komunikasi
4). Kemampuan
dalam menyusun dan mengembangkan rencana
5).
Keterampilan berpikir kritis
6).
Adaptability (penyesuaian diri).
2. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita di dunia
1). Tukar menukar gagasan
2). Pengalaman
kerja dan sikap wiraswasta
3). Kesadaran
dan apresiasi terhadap budaya
4).
Pengembangan social, emosional, dan fisikal
5). Kemampuan
berkreasi
6). Berwawasan
luas dan berpandangan terbuka
7). Kesadaran
bahwa ada hak seseorang untuk menentukan pilihannya.
3. Pemahaman tentang hakikat masyarakat, yaitu bagaimana
diri kita dan lainnya saling terkait
1). Kemampuan
untuk bekerja sama dalam suatu tim
2). Kajian
kewarganegaraan
3). Pengabdian
masyarakat
4). Pendidikan
masyarakat
5). Kesadaran
global
6).
Pengembangan aset siswa (misalnya kemampuan, kecerdasan, hobi yang telah
dimiliki siswa)
4. Pemahaman terhadap tanggung jawab diri, yaitu memahami
bahwa setiap anggota masyarakat dunia membawa
Tanggung jawab
dan hak-haknya masing-masing
1). Komitmen
terhadap pengembangan diri melalui proses belajar seumur hidup (Long Live
Education)
2).
Pengembangan sistem nilai diri
3). Kemampuan
kepemimpinan
4). Komitmen
terhadap pembangunan masyarakat dan perkembangan global
5). Komitmen
terhadap kesehatan diri dan kesehatan masyarakat.
III. Riset Tentang
Pembelajaran Yang Efektif
Pembaruan
pembelajaran selain selain dilandasi oleh prinsip yang filosofis, haruslah juga
dilandasi oleh temuan-temuan empiris yaitu riset yang memusatkan kajiannya pada
sekolah. Scheerens dalam Townsend & Otero 1990 mengidentifikasi empat
kategori besar riset persekolahan,
1. Mengkaji outcomes pendidikan
2. Mengkaji fungsi produksi pendidikan
3. Mengkaji sekolah yang efektif
4. Mengkaji intruksional yang efektif
IV. Sekolah Yang
Efektif Dan Berkembang
Menurut BJ
Caldwell & JM Spinks tahun 1988, ciri-ciri sekolah yang efektif dan
berkembang adalah :
1. Kurikulum,
adanya tujuan pendidikan yang akan dicapai
2. Pengambilan
keputusan, Guru dan masyarakat dilibatkan dalam pengambilan keputusan
3. Sumber daya,
adanya guru yang capable dan bermotivasi tinggi
4. Hasil
belajar, adanya tingkat drop out yang rendah tingkat melanjutkan yang tinggi
5.
Kepemimpinan, adanya kepala sekolah yang responsive dan supportive terhadap
kepentingan guru
6. Iklim, adanya
nilai etika moralitas dan etos kerja serta saling menghargai dan mempercayai.
Sumber Pustaka :
Pembaharuan Pembelajaran Oleh Suprayekti, dkk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar