WAKTU TAK LEBIH DARI SEBUAH HITUNGAN ANGKA
BERJALAN SEIRING PERPUTARAN LANGIT DAN BUMI
TAK HENTI BERPUTAR MENGELILINGI ORBIT GALAKSI
ROTASI TAK AKAN BERHENTI KECUALI IZIN ILLAHI
SIANG BUKANLAH MALAM TERANG BUKANLAH GELAP
REMAJA BUKANLAH DEWASA LELAKI BUKANLAH WANITA
CANTIK DAN GANTENG ADALAH NASIB DARI YANG KUASA
WANITA BERDANDAN ADALAH BIASA, LELAKI PESOLEK LUAR BIASA
KECANTIKAN WANITA ADALAH KEBAHAGIAAN LELAKI
WANITA BAHAGIA SAAT MELIHAT LELAKI BERWAJAH CERAH
TEBARLAH PESONA KEINDAHAN DI MUKA BUMI INI
KITA HANYA INDAH, YANG MAHA INDAH HANYALAH ALLAH
Karya : Hendy Effendi
Pameungpeuk-Garut, 30 Oktober 2017 Puisi ini dibuat selama 12 menit 29 detik. Jadi mohon maklum jika kurang puitis, ditambah lagi saya orangnya bukan tipe romantis (rokok makan gratis) tapi romantang (rokok makan ngutang he he he).
Salam Perpisahan
Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
Sobat, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan
Karya : ?
Maafkan
Sahabat
Nafas ini tersengal menjerit
Diredam sedih dekap kerinduan
Tak peduli khalayak ramai
Perpisahan selalu menjadi bingkai perih
Diredam sedih dekap kerinduan
Tak peduli khalayak ramai
Perpisahan selalu menjadi bingkai perih
menghitung waktu ketika kita tak lagi bertemu
Sesering dulu saat kita berseragam abu-abu
Tak ada canda menertawai sang guru
Tak ada tawa menggunjing pemuda
Sesering dulu saat kita berseragam abu-abu
Tak ada canda menertawai sang guru
Tak ada tawa menggunjing pemuda
Wahai sahabat perjuangan
Disini kita kan selalu ingat
Ada sahabat yang menuntun kita
Menuju kedewasaan
Disini kita kan selalu ingat
Ada sahabat yang menuntun kita
Menuju kedewasaan
Diantara kemarahan kita
ada kedewasaan yang tersirat
Diantara kebersamaan kita
Ada kasih Tuhan yang tersurat
ada kedewasaan yang tersirat
Diantara kebersamaan kita
Ada kasih Tuhan yang tersurat
Maaf atas lisan yang tak bertuan
Maaf atas sikap yang tak berkelakuan
Maaf atas fikir yang tek tertentukan
Kita tetap dalam naungan persahabatan
Maaf atas sikap yang tak berkelakuan
Maaf atas fikir yang tek tertentukan
Kita tetap dalam naungan persahabatan
Karya : ?
Bintang
Aku mencintai
kelasmu
Kamu membantuku 'tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya
Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang
Kamu membantuku 'tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya
Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang
Karya : ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar